Mari menyimak pergelaran pilkada DKI kali ini (2016-2017). Ada penggunaan kata-kata bahasa Indonesia di media massa maupun media daring yang bisa jadi keliru. Salah satu contohnya adalah pada editorial Media Indonesia tanggal 23 September 2016:
"Puncak kontestasi untuk memperebutkan kursi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 sejatinya telah dimulai sejak hari ini, hari terakhir pendaftaran Pilkada DKI 2017 ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI. Dua atau tiga pasangan calon beserta partai politik pengusung sudah bersiap melangkah lebih maju menyiapkan strategi pemenangan."
Apa maksud kontestasi pada paragraf pembuka tersebut? Atau lebih umum lagi, apa makna kontestasi? Beberapa orang menduga kata tersebut sedarah dengan kata kontes (contest), seperti yang digunakan dalam 'Kontes Kecantikan', yang bermakna perlombaan atau pertandingan. Penggunaan kata kontestasi sekedar menerapkan kaidah -itation/-tion menjadi -isasi/-si pada contestation.
Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring memiliki penjelasan untuk 'kontes', tetapi tidak demikian untuk 'kontestasi'.
Tapi, jika kata tersebut adalah serapan dari bahasa Inggris 'contestation', makna yang muncul tidak berhubungan dengan lomba atau kontes dalam bahasa Indonesia. Oxford Living Dictionaries memberikan definisi sebagai berikut:
- contestation (noun)
- The action or process of disputing or arguing.
Dalam bahasa Inggris, contestation bermakna pembantahan. Lebih khusus lagi dalam hal pemilihan umum atau election, ada istilah contestation of election yang menyangkut sengketa hasil pemilihan. Misalnya, pada aturan penyelesaian sengketa pemilihan dalam organisasi Associated Students of Stanford University:
1. Any candidate, slate, or sponsor may contest the validity of an Association election by filing a contestation within seventy-two hours after the close of the polls.
Kira-kira, artinya sebagai berikut: "Setiap kandidat, calon, atau pendukung dapat menggugat keabsahan pemilihan dengan mengajukan gugatan (contestation) dalam waktu tujuhpuluh dua jam setelah pemungutan suara berakhir."
Dengan demikian, penggunaan 'kontestasi' untuk merujuk pada kompetisi atau perlombaan dalam lingkup Pilkada adalah keliru. Atau mungkinkah penggunaan kontestasi (yang belum diserap resmi dalam bahasa Indonesia) sebagai pembantahan justru tepat? Karena kenyataan Pilkada memang demikian: kita berbantah-bantahan dan gugat-menggugat.
Pemutakhiran (20 Desember 2016): Ada kata 'kontestasi' dalam KBBI daring di situs kemdikbud yang memberi penjelasan sebagai berikut:
- kon.tes.ta.si /kontéstasi/
- n kontroversi; debat: sistem -- untuk memperebutkan dukungan rakyat telah mengikuti “sistem pasar” seiring dengan rontoknya sistem lama oleh gerakan reformasi pada tahun 1998
Namun, contoh kalimat yang digunakan tidak tepat dan, sayang sekali, mengulang kesalahan yang sama seperti yang telah dijabarkan di atas. Kalimat tersebut akan bermakna lain jika menggunakan sinonim kata 'kontestasi'.
"Sistem kontestasi untuk memperebutkan dukungan rakyat telah mengikuti “sistem pasar” seiring dengan rontoknya sistem lama oleh gerakan reformasi pada tahun 1998."
"Sistem kontroversi untuk memperebutkan dukungan rakyat telah mengikuti “sistem pasar” seiring dengan rontoknya sistem lama oleh gerakan reformasi pada tahun 1998."
"Sistem debat untuk memperebutkan dukungan rakyat telah mengikuti “sistem pasar” seiring dengan rontoknya sistem lama oleh gerakan reformasi pada tahun 1998."
What do you think?

